Senin, 02 Februari 2015

MAKALAH PROSES BELAJAR, PERHATIAN, MEMORY, ELABORASI, BERFIKIR DAN PROBLEM SOLVING

PROSES BELAJAR, PERHATIAN, MEMORY, ELABORASI, BERFIKIR DAN PROBLEM SOLVING


       I.            PENDAHULUAN
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik.
            Belajar, tentu saja bukan sekedar proses penyampaian informasi. Lebih dari tiu, belajar adalah proses pengaktifan informasi. Ia melibatkan upaya pengaksesan informasi dan penyimpanannya di dalam memori terdalam.
            Belajar adalah proses psikologis. Dalam pengertian bahwa kegiatan belajar sangat di tentukan oleh kondisi psikologis seseorang.Karena itu pembahasan tentang belajar sangat berkaitan erat dengan teori-teori psikologi, terutama psikologi belajar.   
            Dalam makalah ini, kami akan sedikit berfokus dalam dua rumusan masalah. Pertama, pengertian balajar. Kedua, proses balajar.

    II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian dari Belajar?
B.     Bagaimana terjadinya proses Belajar?

 III.            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Belajar
Beberapa pengertian mengenai belajar dapat kita lihat sebagai berikut:
1.      Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan prilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
2.      Belajar adalah perubahan kepribadian yang dimanifestasikan sebagaim pola-pola respons yang barun berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
3.      Belajar adalah proses munculnya atau berubahnya suatu prilaku karena adanya respons terhadap situasi.[1]
Namun, sacara umum belajar dapat diartikan sebagai proses transfer yang di tandai dengan adanya perubahan pengetahuan, tingkah laku dan kemampuan seseorang yang relative tetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman yang terjadi melalui aktifitas mental yang bersifat aktif. Konstruktif, komulatif dan berorientasi pada tujuan.[2]
            Belajar ditandai dengan adanya perubahan pengetahuan,sikap, tingkah laku dan keterampilan dalam diri seseorang yang terjadi melalui proses latihan dan pengalaman yang bersifat komulatif dan merupakan proses aktif konstruktif yang terjadi melalui mental proses. Mental proses adalah serangkaian proses kognitif seperti persepsi, perhatian, mengingat, berfikir, memecahkan masalah dan lain-lain.
            Belajar merupakan proses yang di lakukan dengan kesadaran. Dengan kesadaran tersebut, seseorang akan secara aktif memberikan perhatian, mengingat, berfikir, mentafsirkan, mengelompokkan mengaitkan, mengkonfrontasikan informasi yang di terima berdasarkan apa yang ingin di capai dan apa yang telah di ketahui.
Dengan belajar manusia akan melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup merupakan hasil dari belajar. Belajar bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatab untuk mencapai suatu tujuan.[3]
B.     Proses Belajar
Belajar adalah proses pengolahan informasi yang terjadi melalui mental proses yang secara individual diarahkan untuk mencapai tujuan yang di harapkan. Jika belajar bersikap individual, maka hasil belajar juga bersifat individual. Artinya, sekalipun dalam sebuah pengajaran seorang guru memberikan informasi yang sama terhadap peserta didik, setiap peserta didik akan memperoleh hasil yang berbeda. Perbedaan hasil tersebut, tegantung sepenuhnya kepada bagaimana peserta didik yang bersangkutan mengoleh atau memproses informasi yang telah diterima dari sumber belajar.
Adapun proses mental yang berkaitan dengan belajar adalah sebagai berikut:
·         Perhatian
Proses yang paling mendasar untuk memperoleh pengetahuan adalah perhatian. Secara umum, perhatian meliputi tiga aktifitas: kesadaran (consciousness), seleksi (selection), dan pemberian arti (encoding). Di dalam proses perhatian, indra dipusatkan pada informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses ini memilki dua konsekuensi.
Pertama perhatian bisa terjadi melalui proses yang sadar atau otomatik. Tingkat perhatian tergentung sejauhmana seseorang tertarik pada informasi dan sejauhmana tingkat kesulitan informasi tersebut. Perhatian cenderung berkurang apabila seseorang telah sering menemukan atau mengenal informasi dengan baik.
Kedua seseorang cenderung  memberikan perhatian dengan menyeleksi hanya kepada informasi yang di anggap penting dan di butuhkan. Proses seleksi ini sangat di pengeruhi oleh kecenderungan perorangan seperti minat, mood dan lain-lain.[4]
Adapun hal-hal yang dapat menarik perhatian adalah sebagai berikut:
ü  Hal Yang sudah dikenal
ü  Hal Yang aneh baginya
ü  Hal Yang menyolok
ü  Hal Yang sesuai tingkat perkembangan jiwa.
ü  Hal Yang sesuai dengan minatnya.
·         Ingatan (Memory)
Ingatan (Memory) yaitu suatu daya yang dapat menerima, menyimpan dan memproduksi kembali kesan-kesan/ tanggapan/ pengertian.[5]
Ingatan/ memory kita dipengaruhi oleh:
1.      Sifat seseorang
2.      Alam sekitar
3.      Keadaan jasmani
4.      Keadaan rohani
5.      Umur manusia.
Ingatan digolongkan menjadi 2,yaitu:
1.      Daya ingatan mekanis, artinya kekuatan ingatan itu hanya untuk kesan-kesan yang di peroleh dari pengindraan.
2.      Daya ingatan logis, artinya daya ingatan itu hanya untuk tanggapan-tanggapan yang mengandung pngertian.
Dan hal-hal yang mudah teringat adalah sebagai berikut:
1.      Suatu hal yang sesuai dengan perasaan
2.      Hal-hal yang kita alami sebaik-baiknya
3.      Hal-hal yang menimbulkan minat dan perhatian
4.      Hal-hal yang mengandung arti bagi seseorang.

·         Elaborasi
Elaborasi adalah suatu proses dimana informasi baru diterima dikaitkan sedemikian rupa dengan pengetahuan atau informasi lama yang telah tersimpan dalam long –term memory.[6]
Secara garis besar, ada dua teknik elaborasi,yaitu:
a.       Vebal rehearsal, yaitu teknik yang dilakukan untuk membaca kembali informasi yang telah diterima dengan keras secara berulang-ulang. Pengulangan yang dilakukan dengan membaca keras articulatory loop. kekuatan (strenght) dan tingkat kemudahan (accessibility). Penggunaan tenik ini tergantung  pada  intensitas articulatoryn loop dan panjang dan kompleksitas informasi baru.
b.      Teknik Mnemonic
Mnemonic adalah Teknik elaborasi yang dilakukan dengan mengelompkkan informasi kedalam bentuk lain yang lebih sederhana tetapi penuh makna.[7]
Diantara teknik Mnemonic yang popular adalah chunking, rhyming, key word, inventing story, acronym.
Pertama adalah chunkin, teknik ini bisa dilakukan dengan menyaderhanakan informasi yang berbentuk urutan kata atau nomor-nomor kedalam unit kelompok atau chunk. Misalnya angka 001161882769879 bisa di kelompokkan menjadi 00-11-61-88-276-98-79 .
kedua teknik rhyming yaitu menyusun informasi baru kedalam bentuk rima. Contoh seperti surat Al-mukminun dan Ar-Rohman.
Ketiga Teknik key word atau kata kunci yang memudahkan mengahafal. Misalnya akhir dari semua surat Annas adalah “naas”.
Keempat inventing story dilakukan untuk menyusun informasi secara berangkai seperti urutan sebuah cerita. misalnya: untuk memudahkan menghafal urutan surat-surat dalam Al-qur’an bisa digunakan sebagai berikut: setelah di buka dengan al-fatihah, sapi betina yang dinamai al-baqoroh masuk dengan paksa kedalam rumah ali imron, anak tertua dari keluarga imran, menyeruduk perempuan bernama an-Nisak dan memporak porandakan hidangan yang terletak di meja al-maidah dan begitu seterusnya.
Kelima adalah acronym dilakukan dengan cara menyusun informasi barukedalam bentuk singkatan yang berupa kata. Seperti urutan waktu sholat dapat di singkat menjadi DAMIS (Dzuhur, Asyar, Maghrib, Isya’, Subuh). Dan lain-lain.
  
·         Berfikir
Berfikir adalah daya jiwa yang dapat meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan kita. Berfikir merupakan proses yang “diakletis” artinya selama berpikir, pikiran kita dalam keadaan Tanya jawab, untuk meletakkan hubungan pengetahuan kita. Dalam berpikir kita mmerlukan alat yaitu akal (ratio). Adanya kemampuan berpikir pada manusia ini yang sekaligus menjadi pembeda antara manusia dan bunatang. Selain itu, berpikirpula manusia mampu beragama dan bertingkahlaku susila atau berakhlaq mulia.[8] 
Proses yang di lewati dalam berpikir:
a.       Proses pembentukan pengertian, yaitu kita menghilangkan cirri-ciri umum dari sesuatu, sehingga tinggal cirri khas dari sesuatu tersebut.
b.      Pembentukan pendapat, yaitu pikiran kita mengabungkan (menguraikan) beberapa pengertian sehingga menjadi tanda masalah itu.
c.       Pembentukan keputusan, yaitu pikiran kita menggabung-gabungkan pendapat tersebut.
d.      Pembentukan kesimpulan, yaitu pikiran kita menarik keputusa-keputusan dari keputusan yang lain.[9]


·         Problem solving
Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat
Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir, dan banyak masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi orang-orang atau kelompok. Adapun Tiga langkah Problem Solving adalah :
a. Mengidentifikasi masalah secara tepat.
b. Menentukan sumber dan akar penyebab dari masalah.
c. Solusi masalah secara efektif dan efisien.
Adapun langkah-langkah lain yaitu menurut konsep Dewey yang merupakan berpikir itu menjadi dasar untuk problem solving adalah sebagai berikut:
v   Adanya kesulitan yang dirasakan atau kesadaran akan adanya masalah.
v   Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
v   Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan atau diklasifikasikan.
v   Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesa-hipotesa kemudian hipotesa-hipotesa dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
v   Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai kepada kesimpulan.[10] 
 IV.            KESIMPULAN
Belajar dapat diartikan sebagai proses transfer yang di tandai dengan adanya perubahan pengetahuan, tingkah laku dan kemampuan seseorang yang relative tetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman yang terjadi melalui aktifitas mental yang bersifat aktif, Konstruktif, komulatif dan berorientasi pada tujuan.
Belajar adalah proses pengolahan informasi yang terjadi melalui mental proses yang secara individual diarahkan untuk mencapai tujuan yang di harapkan. Jika belajar bersikap individual, maka hasil belajar juga bersifat individual.
Adapun proses mental yang berkaitan dengan belajar adalah sebagai berikut:
·         Perhatian
·         Ingatan (Memory)
·         Elaborasi
·         Berfikir
·         Problem solving

    V.            PENUTUP
Makalah yang kami buat, semoga apa yang kami sampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dan kami sadar pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kesalahan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah berikutnya.



[1] Mahmud, Psikologi Pendidikan,(Bandung: CV Pustaka setia,2010), hlm, 61.
[2] Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, PBM-PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Mengajar Pendidikan Agama Islam,(Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,1998), hlm 94.
[3] Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm, 127.
[4] Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, Op.cit. hlm, 100.
[5] Abu Ahmadi dan Widodo Supriono, Op.cit. hlm,26.
[6] Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, Op.cit, hlm 101.
[7] Ibid, hlm,102.
[8] Baharuddin,Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena,(Jokjakarta:Ar-Ruzz Media,2010),hlm,119.
[9] Abu Ahmadi dan Widodo Suprioyono, Op.cit,hlm 30.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar