Senin, 02 Februari 2015

LAPORAN MANAJEMEN LABORATORIUM

LAPORAN MANAJEMEN LABORATORIUM
Study Banding UIN Sunan Kalijaga
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah    : Manajemen Laboratorium
Dosen Pengampu: Ervin Tri Suryandari, M.Si






Disusun oleh   :
ZEAUL RIZKA AGUSTIN  (103711029)

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013



                                                                                                            Halaman
DAFTAR ISI :
KATA PENGANTAR.........................................................................
BAB I : LABORATORIUM
1.1       Lokasi Laboratorium.................................................1
1.2       Design Laboratorium/ Pembagian Ruangan..............2
1.3       Manajemen Alat dan Bahan......................................4
1.4       Fasilitas (Umum dan Khusus)...................................6
BAB II : MANAJEMEN LABORATORIUM
2.1       Aspek Mutu .............................................................8
2.2       Aspek Teknis............................................................8
BAB III : ANALISIS KONDISI DAN SARAN
            Kondisi Laboratorium...........................................................9
PENUTUP









KATA PENGANTAR

            Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari. Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam struktur organisasi laboratorium didukung oleh Board of Management yang berfungsi sebagai pengarah dan penasehat. Board of Management terdiri atas para senior/profesor yang mempunyai kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang bersangkutan.

BAB I : LABORATORIUM
1.1              Lokasi Laboratorium
            Sebelum merancang atau membangun suatu ruang laboratorium pihak manajemen perlu mengadakan diskusi antar arsitek dengan pihak pengelola yang bersangkutan(guru/dosen) yang bersangkutan untuk mendapatkan masukan untuk mendapatkan masukan mengenai persyaratan yang perlu dipertimbangkan bagi laboratorium yang akan di bangun. Pada awal perencanaan pembangunan ruangan laboratorium,perlu diperhatikan dahulu mengenai  konsep laboratorium yang akan di gunakan, tradisional atau medern. Jenis dan luas ruang laboratorium, serta jenis dan banyaknya alat dapat ditentukan setelah konsep laboratorium yang akan di pakai.
            Letak laboratorium idealnya berada di tengah-tengah ruangan kelas yang lain dan berada dalam satu bangunan laboratorium sains. Hal ini untuk memudahkankan dan mempersingkat waktu perpindahkan dari ruang kelas biasa kedalam ruangan laboratorium. Laboratorium juga sebaiknya mengitari ruang kerja guru dan ruang penyimpanan alat dan bahan.
            Semua Laboratorium sebaiknya berada di tempat yang mendapat cahaya matahari yang cukup. Cahaya matahari penting untuk pengamatan yang lebih teliti karena cahaya matahari lebih terang dari penerangan ruangan. Sumber cahaya di dalam Laboratorium sebaiknya menggunakan lampu flouresensinya.
            Ruang Laboratorium harus dilengkapi dengan ventilasi yang baik,terutama pada Laboratorium kimia karena penggunaan bahan kimia maupun hasil reaksi kimia  berupa uap atau gas yang dapat berbahaya bagi kesehatan jika terhurup terus menerus. Untuk percobaan yang menghasilkan uap atau gas berbahaya/beracun sebaiknya dilakukan didalam lemari asap.
            Pada lokasi laboratorium hendaknya harus memenuhi syarat atau faktor-faktor yang telah di tentukan yakni  persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya, bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air, bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya, lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium.


1.2              Design Laboratorium/ Pembagian Ruangan
                        Dalam mendesain sebuah laboratorium maka kita harus memperhatikan Jenis Laboratorium, Tata Letak Laboratorium, Fasilitas Laboratorium.
Untuk ruangan laboratorium pembelajaran sains umumnya terdiri dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap .
Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa atau mahasiswa melakukan praktikum.  Sedangkan ruang pelengkap umumnya terdiri dari: 
a.       Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru.
b.      Ruang penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya tidak setiap saat (jarang).
Selain ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium memiliki :
a.       Ruang gelap (dark room),
b.      Ruangan spesimen(pengawetan),
c.       Ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan
d.      Ruang adminitrasi / staf .
                        Hal ini didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium dan kenyamanan para pengguna laboratorium, penyimpanan alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam. Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan ruang penyimpanan.
Contoh tata letak ruangan-ruangan laboratorium beserta ukurannya dapat dilihat pada gambar berikut :

Description: D:\ERVIN DATA\Kuliah\Kimia Analitik\Materi\Manajemen LAboratorium\gambar ruang.jpg
                        Laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik.Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai:
a.       pintu masuk (in)
b.      pintu keluar (out)
c.       pintu darurat (emergency-exit)
d.      ruang persiapan (preparation-room)
e.       ruang peralatan (equipment-room)
f.       ruang penangas (fume-hood)
g.      ruang penyimpanan (storage - room)
h.      ruang staf (staff-room)
i.        ruang teknisi (technician-room)
j.        ruang bekerja (activity-room)
k.      ruang istirahat/ibadah
l.        ruang prasarana kebersihan
m.    ruang toilet
n.      lemari praktikan (locker)
o.      lemari gelas (glass-rack)
p.      lemari alat-alat optik (opticals-rack)
q.      pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk.
r.        fan (untuk dehumidifier)
s.       ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu.


1.3              Manajemen Alat dan Bahan
                        Pengenalan terhadap peralatan laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap petugas laboratorium, terutama mereka yang akan mengoperasikan peralatan tersebut. Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi:
a. siap untuk dipakai (ready for use)
b. bersih
c. berfungsi dengan baik
d. terkalibrasi
                        Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian (manualoperation). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana buku manual merupakan acuan untuk perbaikan seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus senantiasa berada di tempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan ada kemungkinan alat tidak berfungsi dengan baik. Beberapa peralatan yang dimiliki harus disusun secara teratur pada tempat tertentu, berupa rak atau meja yang disediakan. Peralatan digunakan untuk melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat atau studi tertentu. Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-waktu dapat digunakan.
                        Peralatan laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya. Setelah selesai digunakan, harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti semula. Semua alat-alat ini sebaiknya diberi penutup (cover) misalnya plastik transparan, terutama bagi alat-alat yang memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.
a. Alat-alat gelas (Glassware)
                        Alat-alat gelas harus dalam keadaan bersih, apalagi peralatan gelas yang sering dipakai. Untuk alat-alat gelas yang memerlukan sterilisasi, sebaiknya disterilisasi sebelum dipakai. Semua alat-alat gelas ini seharusnya disimpan pada lemari khusus.
b. Bahan-bahan kimia
                        Untuk bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis, sebaiknya ditempatkan pada ruang/kamar fume (untuk mengeluarkan gas-gas yang mungkin timbul). Demikian juga untuk bahan-bahan yang mudah menguap. Ruangan fume perlu dilengkapi fan, agar udara/uap yang ada dapat terhembus keluar.
                        Bahan-bahan kimia yang ditempatkan dalam botol berwarna coklat/gelap, tidak boleh langsung terkena sinar matahari dan sebaiknya ditempatkan pada lemari khusus.
c. Alat-alat optik
                        Alat-alat optik seperti mikroskop harus disimpan pada tempat yang kering dan tidak lembab. Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan lensa berjamur. Jamur iniyang menyebabkan kerusakan mikroskop. Sebagai tindakan pencegahan, mikroskop harus ditempatkan dalam kotak yang dilengkapi dengan silica-gel, dan dalam kondisi yang bersih. Mikroskop harus disimpan di dalam lemari khusus yang kelembabannya terkendali. Lemari tersebut biasanya diberi lampu pijar 15-20 watt, agar ruang selalu panas sehingga dapat mengurangi kelembaban udara (dehumidifier air). Alat-alat optik lainnya seperti lensa pembesar (loupe), alat kamera, microphoto-camera, digital camera, juga dapat ditempatkan pada lemari khusus yang tidak lembab atau dalam alat desiccator.

1.4              Fasilitas (Umum dan Khusus)
                        Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya.
Fasilitas tersebut ada yang berupa :
a.       fasilitas umum (utilities)
               Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas.
b.      Fasilitas khusus.
               Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll.
       Penerangan  :
Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari atau dari listrik.
       Ventilasi :
Laboratorium membutuhkan ventilasi yang baik, ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela, sehingga dibutuhkan alat perotasi udara seperti kipas penyedot (ceiling fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu pergantian udara menjadi lebih baik.
       Air :
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Aliran air yang masuk ke dalam laboratorium harus lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar laboratorium.
Air yang masuk dan ke luar laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang mengandung bahan-bahan yang dapat merusakkan pipa-pipa tersebut.

 Pembuangan sisa asam atau basa kuat atau bahan korosif lainnya harus melalui pengenceran dahulu sebelum dibuang lewat pipa. Hal ini untuk menghindari kerusakan pipa-pipa saluran air.
Bak cuci :
1.      Bak cuci atau sinks dapat terbuat dari beton atau porcelain.
2.      Bak cuci yang terbuat dari porcelain mudah ternoda apabila kena bahan-bahan kimia.
3.      Bak cuci harus dilengkapi dengan saringan untuk mencegah masuknya sisa-sisa praktikum yang berupa bahan padat.
4.      Untuk menghindari adanya kerusakan bak cuci, hindarkan pembuangan bahan-bahan kimia seperti asam-basa kuat dan bahan-bahan korosif lainnya.
Listrik :
Pada laboratoium, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting.  Besarnya daya yang terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat laboratorium, terutama alat laboratorium yang membutuhkan daya besar, seperti oven, furnace, autoclave dan lain-lain.
Tegangan listrik harus selalu dicek apakah stabil atau tidak.Tegangan listrik yang tidak stabil dapat merusak alat-alat. Harus diperhatikan pula instalasi listrik, jangan didekatkan dengan aliran air dan gas.
Mebelair  :
Perlengkapan yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas dan ukurannya. Misalnya untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umunya meja mahasiswa ukuran tingginya 70-75 cm. Meja dosen atau meja demonstrasi harus lebih tinggi dari meja siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja siswa dari belakang.  Kursi laboratorium apabila memungkinkan ketinggiannya dapat diatur, sehingga mahasiswa dapat menyesuaikan dengan jenis kegitan praktikum / percobaan.  Meja samping yang biasa dipakai untuk menyimpan alat-alat yang menetap umumnya terbuat dari cor beton. Namun demikian dapat juga meja samping tersebut dibuat dari bahan kayu keras. Bagian bawah meja samping dapat sekaligus digunakan sebagai lemari. Ukuran meja samping panjangnya bervariasi sesuai kebutuhan, sedangkan lebarnya antara 50 cm sampai 60 cm dengan ukuran tinggi 70cm -75 cm. Meja untuk timbangan harus rata dan tidak mudah bergetar atau goyang. Meja timbangan ini sangat cocok dibuat dari cor beton atau dari bahan kayu keras yang tebal.

        Lemari alat dan bahan hendaknya memiliki tahapan (shelve) yang dapat diubah-ubah posisinya agar memudahkan dalam menata alat-alat yang bervariasi ukurannya .

RUANG KHUSUS
        Untuk instrumen- instrumen modern/canggih seperti UV-VIS, GC, GC-MS, IR, HPLC memerlukan ruangan khusus yang suhunya dijaga (dingin) sehingga ruangan harus dilengkapi AC, selain itu kelembaban juga harus dijaga. Karena suhu dingin, maka ruangan di bangun dengan konstruksi yang khusus pula.



BAB II : MANAJEMEN LABORATORIUM
2.1  Aspek Mutu
      Sistem Mutu adalah struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber untuk menerapkan manajemen / pengelolaan mutu, sesuai dengan ISO/IEC 17025-2005


2.2  Aspek Teknis
      Secara umum persyaratan teknis harus mencakup beberapa hal yaitu :
a.       Umum
b.      Personel
c.       Kondisi dan akomodasi  lingkungan
d.      Metode pengujian, metode  kalibrasi, validasi  metode 
e.       Peralatan
f.       Ketertelusuran pengukuran
g.      Pengambilan  sampel
h.      Penanganan barang yang diuji
i.        Jaminan mutu hasil pengujian
j.         Pelaporan  hasil

BAB III : ANALISIS KONDISI DAN SARAN
      Berdasarkan pengamatan dan sedikit membandingkan tentang bagaimana laboratorium yang telah diamati, sesungguhnya meningkatkan suasana belajar yang nyaman adalah dambaan masing-masing orang, yang di maksudkan disini ialah proses pembelajaran (siswa/mahasiswa). Dalam analisi yang telah kami buat, sebuah perbandingan yang sudah diamati, yaitu laboratorium yang ideal atau sesuai standar. Berdasarkan yang telah dijelaskan pada ISO/IEC 17025-2005 tentang sistem laboratorium.       Laboratorium menurut Procter, 1981 adalah tempat atau ruangan dimana para ilmuwan bekerja dengan peralatan untuk penyelidikan dan pengujian terhadap suatu bahan atau benda”. Sedangkan menurut ISO/IEC Guide 2 1986, “Laboratorium adalah instansi/lembaga yang melaksanakan kalibrasi dan atau pengujian”. Pengujian adalah kegiatan teknis yang terdiri atas penetapan, penentuan satu atau lebih sifat atau karakteristik dari suatu produk, bahan, peralatan, organisme, fenomena fisik, proses atau jasa, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
      Dari sini timbul pertanyaan bagi pengamat untuk mencari atau mengetahui sejauh mana laboratorium yang ada pada lembaga kami khususny laboratorium pendidikan kimia IAIN Walisongo Semarang  dengan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pada dasarnya laboratorium yang telah dibuat mempuyai tujuan dan manfaat. Salah satu manfaat dari laboratorium adalah sebagai ruang untuk pengujian.
      Dari segi lokasi keduanya telah memenuhi syarat yaitu lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya, bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air, bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya, lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium.
      Bagaimana tentang design atau pembagian laboratorium pada masing-masing universitas? Yang telah ada di Walisongo belum begitu tertata rapi akibat kesalahan dalam pembuatan laboratorium,walaupum demikian sudah memenuhi standar yang telah di tentukan. Untuk yang berada pada uin kalijaga tata ruang yang telah memadai tentunya sudah banyak ruang yang di gunakan baik itu ruangan untuk pengujian atau yang lain di klasifikasikan secara merata.
      Untuk alat dan bahan masih banyak sekali yang belum dimiliki oleh laboratorium walisongo semanrang seperti alat dari spektrometer massa,destilasi bertingkat, AAS,SAA,dan lain-lain. Masih banyak lagi yang harus di lengkapi. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk tetap belajar.
Untuk Fasilitas umum yang merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas dan fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll, keduanya telah memenuhi standar. Walau sedikit ada yang belum terlengkapi.
      Yang terpenting dari manajemen laboratorium yakni dilihat dari aspek mutu dan teknis  dari IAIN Walisongo masih harus banyak belajar dari UIN Sunan Kalijaga karena dari segi akreditasi mereka sudah mendapatkan izin resmi dari KAN,sehingga dari alat mereka lebih banyak dibandingkan dengan IAIN Walisongo.
Oleh karena itu dengan hasil yang telah kami amati pendidikan,kegiatan belajar mengajar  untuk  mengejar ketertinggalan dibutuhkan demi tercipta kualitas dan sumber daya yang memadai. Tidak terlupakan juga sumbangsih dari pihak lembaga yang selalu mendukung merupakan motivasi terbesar untuk majunya laboratorium yang sesuai dengan standar.



PENUTUP
Demikianlah pemaparan dari hasil laporan KKL, semoga ini dapat menjadi pembelajaran kita semua dalam khazanah keilmuan kita,tentunya laporan ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan koreksi agar lebih baik untuk selanjutnya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar