LAPORAN
MANAJEMEN LABORATORIUM
Study Banding
UIN Sunan Kalijaga
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah :
Manajemen Laboratorium
Dosen Pengampu: Ervin Tri Suryandari, M.Si
Disusun oleh :
ZEAUL RIZKA AGUSTIN (103711029)
PENDIDIKAN
KIMIA
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
Halaman
DAFTAR ISI :
KATA
PENGANTAR.........................................................................
BAB I :
LABORATORIUM
1.1 Lokasi
Laboratorium.................................................1
1.2 Design
Laboratorium/ Pembagian Ruangan..............2
1.3 Manajemen
Alat dan Bahan......................................4
1.4 Fasilitas
(Umum dan Khusus)...................................6
BAB II :
MANAJEMEN LABORATORIUM
2.1 Aspek
Mutu .............................................................8
2.2 Aspek
Teknis............................................................8
BAB III :
ANALISIS KONDISI DAN SARAN
Kondisi Laboratorium...........................................................9
PENUTUP
KATA PENGANTAR
Manajemen laboratorium (laboratory
management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat
dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang
canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi
dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik.
Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari. Pengelolaan laboratorium
akan berjalan dengan lebih efektif bilamana dalam struktur organisasi
laboratorium didukung oleh Board of Management yang berfungsi sebagai pengarah
dan penasehat. Board of Management terdiri atas para senior/profesor yang
mempunyai kompetensi dengan kegiatan laboratorium yang bersangkutan.
BAB I :
LABORATORIUM
1.1
Lokasi
Laboratorium
Sebelum merancang atau membangun
suatu ruang laboratorium pihak manajemen perlu mengadakan diskusi antar arsitek
dengan pihak pengelola yang bersangkutan(guru/dosen) yang bersangkutan untuk
mendapatkan masukan untuk mendapatkan masukan mengenai persyaratan yang perlu
dipertimbangkan bagi laboratorium yang akan di bangun. Pada awal perencanaan
pembangunan ruangan laboratorium,perlu diperhatikan dahulu mengenai konsep laboratorium yang akan di gunakan,
tradisional atau medern. Jenis dan luas ruang laboratorium, serta jenis dan banyaknya
alat dapat ditentukan setelah konsep laboratorium yang akan di pakai.
Letak laboratorium idealnya berada
di tengah-tengah ruangan kelas yang lain dan berada dalam satu bangunan
laboratorium sains. Hal ini untuk memudahkankan dan mempersingkat waktu
perpindahkan dari ruang kelas biasa kedalam ruangan laboratorium. Laboratorium
juga sebaiknya mengitari ruang kerja guru dan ruang penyimpanan alat dan bahan.
Semua Laboratorium sebaiknya berada
di tempat yang mendapat cahaya matahari yang cukup. Cahaya matahari penting
untuk pengamatan yang lebih teliti karena cahaya matahari lebih terang dari
penerangan ruangan. Sumber cahaya di dalam Laboratorium sebaiknya menggunakan
lampu flouresensinya.
Ruang Laboratorium harus dilengkapi
dengan ventilasi yang baik,terutama pada Laboratorium kimia karena penggunaan
bahan kimia maupun hasil reaksi kimia
berupa uap atau gas yang dapat berbahaya bagi kesehatan jika terhurup
terus menerus. Untuk percobaan yang menghasilkan uap atau gas berbahaya/beracun
sebaiknya dilakukan didalam lemari asap.
Pada lokasi laboratorium hendaknya
harus memenuhi syarat atau faktor-faktor yang telah di tentukan yakni persyaratan lokasi pembangunan laboratorium
antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya, bangunan laboratorium tidak berdekatan atau
dibangun pada lokasi sumber air, bangunan
laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya, lokasi laboratorium harus mudah dijangkau
untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi
kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium.
1.2
Design
Laboratorium/ Pembagian Ruangan
Dalam mendesain sebuah
laboratorium maka kita harus memperhatikan Jenis Laboratorium, Tata Letak Laboratorium, Fasilitas
Laboratorium.
Untuk ruangan
laboratorium pembelajaran sains umumnya
terdiri dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap .
Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa atau mahasiswa melakukan praktikum.
Sedangkan ruang pelengkap umumnya terdiri dari:
a.
Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan
yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru.
b.
Ruang penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk menyimpan
bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya
tidak setiap saat (jarang).
Selain ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium
memiliki :
a.
Ruang gelap (dark room),
b.
Ruangan spesimen(pengawetan),
c.
Ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan
d.
Ruang adminitrasi / staf .
Hal ini didasarkan
atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium dan kenyamanan para pengguna
laboratorium, penyimpanan
alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian
pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang
terbuat dari logam. Ukuran ruang utama lebih
besar dari pada ukuran ruang persiapan dan ruang penyimpanan.
Contoh tata letak ruangan-ruangan laboratorium beserta ukurannya dapat
dilihat pada gambar berikut :

Laboratorium
harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik.Tata ruang yang
sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan.
Tata ruang yang baik mempunyai:
a.
pintu masuk (in)
b.
pintu keluar (out)
c.
pintu darurat (emergency-exit)
d.
ruang persiapan (preparation-room)
e.
ruang peralatan (equipment-room)
f.
ruang penangas (fume-hood)
g.
ruang penyimpanan (storage - room)
h.
ruang staf (staff-room)
i.
ruang teknisi (technician-room)
j.
ruang bekerja (activity-room)
k.
ruang istirahat/ibadah
l.
ruang prasarana kebersihan
m.
ruang toilet
n.
lemari praktikan (locker)
o.
lemari gelas (glass-rack)
p.
lemari alat-alat optik (opticals-rack)
q.
pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga
dan burung tidak dapat masuk.
r.
fan (untuk dehumidifier)
s.
ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan
persyaratan tertentu.
1.3
Manajemen Alat dan Bahan
Pengenalan terhadap
peralatan laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap petugas laboratorium,
terutama mereka yang akan mengoperasikan peralatan tersebut. Setiap alat yang
akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi:
a. siap untuk
dipakai (ready for use)
b. bersih
c. berfungsi
dengan baik
d.
terkalibrasi
Peralatan yang ada juga
harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian (manualoperation). Hal ini
untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana buku manual merupakan acuan
untuk perbaikan seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus senantiasa berada
di tempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan ada kemungkinan alat tidak
berfungsi dengan baik. Beberapa peralatan yang dimiliki harus disusun secara
teratur pada tempat tertentu, berupa rak atau meja yang disediakan. Peralatan
digunakan untuk melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan
masyarakat atau studi tertentu. Karenanya alat-alat ini harus selalu siap
pakai, agar sewaktu-waktu dapat digunakan.
Peralatan laboratorium
sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya. Setelah selesai digunakan,
harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti semula. Semua alat-alat
ini sebaiknya diberi penutup (cover) misalnya plastik transparan, terutama bagi
alat-alat yang memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan
cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.
a. Alat-alat
gelas (Glassware)
Alat-alat gelas harus
dalam keadaan bersih, apalagi peralatan gelas yang sering dipakai. Untuk
alat-alat gelas yang memerlukan sterilisasi, sebaiknya disterilisasi sebelum
dipakai. Semua alat-alat gelas ini seharusnya disimpan pada lemari khusus.
b. Bahan-bahan
kimia
Untuk bahan-bahan kimia
yang bersifat asam dan alkalis, sebaiknya ditempatkan pada ruang/kamar fume
(untuk mengeluarkan gas-gas yang mungkin timbul). Demikian juga untuk
bahan-bahan yang mudah menguap. Ruangan fume perlu dilengkapi fan, agar
udara/uap yang ada dapat terhembus keluar.
Bahan-bahan kimia yang
ditempatkan dalam botol berwarna coklat/gelap, tidak boleh langsung terkena
sinar matahari dan sebaiknya ditempatkan pada lemari khusus.
c. Alat-alat
optik
Alat-alat optik seperti
mikroskop harus disimpan pada tempat yang kering dan tidak lembab. Kelembaban
yang tinggi akan menyebabkan lensa berjamur. Jamur iniyang menyebabkan kerusakan
mikroskop. Sebagai tindakan pencegahan, mikroskop harus ditempatkan dalam kotak
yang dilengkapi dengan silica-gel, dan dalam kondisi yang bersih. Mikroskop
harus disimpan di dalam lemari khusus yang kelembabannya terkendali. Lemari
tersebut biasanya diberi lampu pijar 15-20 watt, agar ruang selalu panas
sehingga dapat mengurangi kelembaban udara (dehumidifier air). Alat-alat optik
lainnya seperti lensa pembesar (loupe), alat kamera, microphoto-camera, digital
camera, juga dapat ditempatkan pada lemari khusus yang tidak lembab atau dalam
alat desiccator.
1.4
Fasilitas
(Umum dan Khusus)
Laboratorium yang baik
harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakai
laboratorium dalam melakukan aktivitasnya.
Fasilitas tersebut ada yang berupa :
a.
fasilitas umum (utilities)
Fasilitas
umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium
contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas.
b.
Fasilitas khusus.
Fasilitas
khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja
guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang,
lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll.
• Penerangan :
Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat
diubah-ubah sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari
atau dari listrik.
• Ventilasi :
Laboratorium membutuhkan ventilasi yang baik, ventilasi tidak dapat
dicukup dari jendela, sehingga dibutuhkan alat perotasi udara seperti kipas
penyedot (ceiling fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu pergantian
udara menjadi lebih baik.
• Air :
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium. Pasokan air ke
dalam laboratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan, kualitasnya
juga harus baik, kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan
alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Aliran air yang masuk ke
dalam laboratorium harus lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar
laboratorium.
Air yang masuk dan ke luar laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus
diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang mengandung bahan-bahan yang dapat
merusakkan pipa-pipa tersebut.
Pembuangan sisa asam atau basa kuat atau bahan
korosif lainnya harus melalui pengenceran dahulu sebelum dibuang lewat pipa.
Hal ini untuk menghindari kerusakan pipa-pipa saluran air.
Bak cuci :
1.
Bak cuci atau sinks dapat terbuat dari beton atau porcelain.
2.
Bak cuci yang terbuat dari porcelain mudah ternoda apabila kena
bahan-bahan kimia.
3.
Bak cuci harus dilengkapi dengan saringan untuk mencegah masuknya
sisa-sisa praktikum yang berupa bahan padat.
4.
Untuk menghindari adanya kerusakan bak cuci, hindarkan pembuangan
bahan-bahan kimia seperti asam-basa kuat dan bahan-bahan korosif lainnya.
Listrik :
Pada laboratoium, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting. Besarnya daya yang terpasang harus
mencukupi kebutuhan alat-alat laboratorium, terutama alat laboratorium yang
membutuhkan daya besar, seperti oven, furnace, autoclave dan lain-lain.
Tegangan listrik harus selalu dicek apakah stabil atau tidak.Tegangan
listrik yang tidak stabil dapat merusak alat-alat. Harus diperhatikan pula
instalasi listrik, jangan didekatkan dengan aliran air dan gas.
Mebelair
:
Perlengkapan yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas dan
ukurannya. Misalnya untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umunya meja
mahasiswa ukuran tingginya 70-75 cm. Meja dosen atau meja demonstrasi harus
lebih tinggi dari meja siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke
meja siswa dari belakang. Kursi laboratorium apabila memungkinkan
ketinggiannya dapat diatur, sehingga mahasiswa dapat menyesuaikan dengan jenis
kegitan praktikum / percobaan. Meja samping
yang biasa dipakai untuk menyimpan alat-alat yang menetap umumnya terbuat dari
cor beton. Namun demikian dapat juga meja samping tersebut dibuat dari bahan
kayu keras. Bagian bawah meja samping dapat sekaligus digunakan sebagai lemari.
Ukuran meja samping panjangnya bervariasi sesuai kebutuhan, sedangkan
lebarnya antara 50 cm sampai 60 cm dengan ukuran tinggi 70cm -75 cm. Meja untuk timbangan harus rata dan tidak
mudah bergetar atau goyang. Meja timbangan ini sangat cocok dibuat dari cor
beton atau dari bahan kayu keras yang tebal.
Lemari alat dan bahan
hendaknya memiliki tahapan (shelve) yang dapat diubah-ubah posisinya
agar memudahkan dalam menata alat-alat yang bervariasi ukurannya .
RUANG KHUSUS
Untuk instrumen- instrumen
modern/canggih seperti UV-VIS, GC, GC-MS, IR, HPLC memerlukan ruangan khusus
yang suhunya dijaga (dingin) sehingga ruangan harus dilengkapi AC, selain itu
kelembaban juga harus dijaga. Karena suhu dingin, maka ruangan di bangun dengan
konstruksi yang khusus pula.
BAB II :
MANAJEMEN LABORATORIUM
2.1 Aspek Mutu
Sistem Mutu adalah struktur organisasi,
tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber untuk menerapkan manajemen /
pengelolaan mutu, sesuai dengan ISO/IEC 17025-2005
2.2 Aspek Teknis
Secara umum persyaratan teknis harus
mencakup beberapa hal yaitu :
a.
Umum
b.
Personel
c.
Kondisi dan
akomodasi lingkungan
d.
Metode
pengujian, metode kalibrasi,
validasi metode
e.
Peralatan
f.
Ketertelusuran
pengukuran
g.
Pengambilan sampel
h.
Penanganan barang yang diuji
i.
Jaminan
mutu hasil pengujian
j.
Pelaporan
hasil
BAB III :
ANALISIS KONDISI DAN SARAN
Berdasarkan pengamatan dan sedikit
membandingkan tentang bagaimana laboratorium yang telah diamati, sesungguhnya
meningkatkan suasana belajar yang nyaman adalah dambaan masing-masing orang,
yang di maksudkan disini ialah proses pembelajaran (siswa/mahasiswa). Dalam
analisi yang telah kami buat, sebuah perbandingan yang sudah diamati, yaitu
laboratorium yang ideal atau sesuai standar. Berdasarkan yang telah dijelaskan
pada ISO/IEC 17025-2005 tentang
sistem laboratorium. Laboratorium
menurut Procter, 1981 adalah
tempat atau ruangan dimana para ilmuwan bekerja dengan peralatan untuk
penyelidikan dan pengujian terhadap suatu bahan atau benda”. Sedangkan menurut ISO/IEC Guide
2 1986, “Laboratorium
adalah instansi/lembaga yang melaksanakan kalibrasi dan atau pengujian”. Pengujian adalah
kegiatan teknis yang terdiri atas penetapan, penentuan satu atau lebih sifat
atau karakteristik dari suatu produk, bahan, peralatan, organisme, fenomena
fisik, proses atau jasa, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Dari sini timbul pertanyaan bagi pengamat
untuk mencari atau mengetahui sejauh mana laboratorium yang ada pada lembaga
kami khususny laboratorium pendidikan kimia IAIN Walisongo Semarang dengan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pada
dasarnya laboratorium yang telah dibuat mempuyai tujuan dan manfaat. Salah satu
manfaat dari laboratorium adalah sebagai ruang untuk pengujian.
Dari segi lokasi keduanya telah memenuhi
syarat yaitu lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah
angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari penyebaran gas-gas berbahaya, bangunan
laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air, bangunan laboratorium jangan terlalu dekat
dengan bangunan lainnya, lokasi laboratorium harus mudah dijangkau
untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi
kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium.
Bagaimana tentang design atau pembagian
laboratorium pada masing-masing universitas? Yang telah ada di Walisongo belum
begitu tertata rapi akibat kesalahan dalam pembuatan laboratorium,walaupum
demikian sudah memenuhi standar yang telah di tentukan. Untuk yang berada pada
uin kalijaga tata ruang yang telah memadai tentunya sudah banyak ruang yang di
gunakan baik itu ruangan untuk pengujian atau yang lain di klasifikasikan
secara merata.
Untuk alat dan bahan masih banyak sekali
yang belum dimiliki oleh laboratorium walisongo semanrang seperti alat dari
spektrometer massa,destilasi bertingkat, AAS,SAA,dan lain-lain. Masih banyak
lagi yang harus di lengkapi. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk tetap
belajar.
Untuk Fasilitas
umum yang merupakan fasilitas
yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan,
ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas dan fasilitas khusus berupa
peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi,
papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam,
perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll, keduanya
telah memenuhi standar. Walau sedikit ada yang belum terlengkapi.
Yang terpenting dari manajemen
laboratorium yakni dilihat dari aspek mutu dan teknis dari IAIN Walisongo masih harus banyak
belajar dari UIN Sunan Kalijaga karena dari segi akreditasi mereka sudah
mendapatkan izin resmi dari KAN,sehingga dari alat mereka lebih banyak
dibandingkan dengan IAIN Walisongo.
Oleh karena
itu dengan hasil yang telah kami amati pendidikan,kegiatan belajar
mengajar untuk mengejar ketertinggalan dibutuhkan demi
tercipta kualitas dan sumber daya yang memadai. Tidak terlupakan juga sumbangsih
dari pihak lembaga yang selalu mendukung merupakan motivasi terbesar untuk
majunya laboratorium yang sesuai dengan standar.
PENUTUP
Demikianlah
pemaparan dari hasil laporan KKL, semoga ini dapat menjadi pembelajaran kita
semua dalam khazanah keilmuan kita,tentunya laporan ini tidak lepas dari
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan koreksi agar lebih
baik untuk selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar