Sabtu, 24 Januari 2015

MENGUNGKAP KEGAGALAN PENDIDIKAN AGAMA

MENGUNGKAP KEGAGALAN PENDIDIKAN AGAMA I. PENDAHULUAN Pendidikan agama pada sekolah di Indonesia sejatinya adalah upaya untuk menciptakan manusia Indonesia yang bermartabat. Tujuan pendidikan agama ini tertuang secara eksplisit dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Belakangan, tujuan mulia itu tercoreng oleh dampak negatif dari sistem pendidikan agama yang berlaku di sekolah-sekolah selama ini. Terorisme dan gejala fundamentalisme agama adalah bukti kegagalan pendidikan agama menciptakan manusia Indonesia yang bermartabat. Kegagalan pendidikan agama Islam di sekolah selama ini akibat paradigma yang digunakan salah. II. PEMBAHASAN Belakangan ini dibeberapa media massa dikabarkan bahwa pendidikan agama di Indonesia mengalami kegagalan. Kegagalan dari pendidikan agama ini yaitu tidak mampu membentuk manusia yang punya integritas moral dan agama. Permasalahan system pendidikan agama islam cukup kompleks dan rumit. Porsi waktu yang minim (dua jam sepekan) dan kecenderungan pelaku pendidikan di sekolah-sekolah untuk meremehkan pendidikan agama adalah penyebab kegagalan itu. Di sekolah-sekolah umum, ekstrakulikuler BTA hanyalah sebagai lipstik belaka dan jarang sekali sekolahan umum yang benar-benar menjalankan kegiatan itu. Kegagalan pendidikan agama Islam di sekolah selama ini akibat paradigma yang digunakan salah. Kesalahan paradigma itu adalah pengejaran terhadap aspek kognitif sebagai prioritas. Padahal, agama adalah akhlak yang berkaitan dengan sikap, perkataan, dan perilaku keseharian. Yang utama dalam pendidikan agama Islam adalah bagaimana ajaran agama menjadi sikap keseharian siswa. Pendidikan agama Islam yang berorientasi pada kognitif, kiblat yang dipakai 100% teori yang berasal dari dunia Barat. Kesalahan paradigma ini disebabkan ahli pendidikan agama Islam mengedepankan psikologi kognitif. Padahal, agama lebih menekankan afeksi dan psikomotorik. Survei Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta juga menunjukkan bahwa lebih dari 80% kurikulum di lembaga-lembaga pendidikan agama berpotensi mengarahkan anak didik menjadi radikal dan konservatif. Agama yang diajarkan pada pendidikan adalah agama yang mengabaikan eksistensi agama lain. Pendidikan semacam ini berbahaya bagi masyarakat dengan tingkat pluralitas yang tinggi. Alih-alih mengajarkan sikap saling menghormati dan menghargai, pendidikan agama justru menjadi dakwah kebencian terhadap kelompok dan agama lain. Ajaran pembenaran diri sendiri pada akhirnya mengarahkan kepada kebencian terhadap yang lain dalam pendidikan agama. Ada fenomena scripture minded dalam beragama. Scripture minded bermasalah karena seolah-olah Al-Quran memiliki solusi untuk semua persoalan. Ketika Al-Quran berbicara tentang sesuatu, maka segala persoalan dianggap selesai. Padahal ayat Al-Qur’an dan hadist tidak bisa langsung menyelesaikan persoalan kongkrit, karena ia memiliki keterkaitan dengan kompleksitas sejarah dan penafsiran yang melingkupinya. Tentu saja tidak semua orang harus mengetahui sejarah Kitab Suci. Yang dibutuhkan adalah kemampuan untuk menalar. Kemampuan untuk menalar ini yang lalai dalam pendidikan agama di Indonesia. Persoalan ini sudah merasuk ke dalam system pendidikan. Anak-anak didik tidak diajak untuk bertanya. Terkadang pertanyaan dicurugai sebagai sebagai bentuk pembangkangan. Apabila seorang siswa tidak diberi kesempatan tuk bertanya tentang persoalah yang berkaitan dengan agama, hal itu akan membuat minat siswa dalam memperhatikan agama akan berkurang.seharusnya basis pendidikan adalah agama. Sama halnya dengan pendidikan agama, disini para tenaga pendidikan dalam menyampaikan materi harus disertai dengan pengalaman tentang agama. Karena pendidikan agama tidak lepas dari pergumulan pribadi. Oleh sebab itu, metode yang terbaik bagi pendidikan agama Islam ke depan adalah internalisasi melalui teknik pembiasaan dan peneladanan. Melaksanakan puasa, misalnya, tidak hanya dilakukan tetapi juga memberi implikasi dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku dari puasa ini bukan hanya diajarkan kepada siswa, tetapi harus dicontohkan oleh guru yang mengajarkannya. Pendidikan bukan untuk menanamkan doktrin, tetapi menyiapkan orang untuk bisa menghadapi kenyataan yang terus berubah. III. PENUTUP Bahwasanya yang menyebabkan kegagalan dalam pendidikan agama di Indonesia adalah minimnya porsi waktu yang diberikan dalam mata pelajaran di sokolah-sekolah. Selain itu juga dikarenakan kesalahan dalam penggunaan paradigma. Karena paradigma yang digunakan hanyalah memprioritaskan aspek kognitif saja. Padahal, agama adalah akhlak yang berkaitan dengan sikap, perkataan, dan perilaku keseharian. Yang utama dalam pendidikan agama Islam adalah bagaimana ajaran agama menjadi sikap keseharian siswa. Oleh sebab itu, metode yang terbaik bagi pendidikan agama Islam ke depan adalah internalisasi melalui teknik pembiasaan dan peneladanan. DAFTAR PUSTAKA http://www.freelists.org/post/ppi/ppiindia-Pendidikan-Agama-Islam-di-Sekolah-Salah-Paradigma http://islamlib.com/id/artikel/scripture-minded-dalam-pendidikan-agama-kita

MUDZAKKAR DAN MUANNAS

MUDZAKKAR DAN MUANNAS

Jika melihat dalam Al Quran  banyak kita temukan kalimat yang diakhiri dangan huruf ta’ yang berharakat, dan kita juga menjumpai kalimat yang tidak diakhiri dengan ta’. Kita melihat dari penjelasan tersebut bahwa dalam bahasa Arab dibagi menjadi dua yaitu muannas dan mudakkar.

1.      MUANNAS
a.       Pengertian
Muannas adalah kata yang menunjukan makna perempuan.
b.      Tanda-tandanya
1.      Ditandai dengan adanya ta’marbutoh di akhir kalimat
contoh:الجا معة والكلية و المد ر سة
2.      Ditandai dengan adanya alif mamdudah diakhir kalimat
contoh: الصحر اء والهيفا ء و الحمراء
3.      Ditandai dengan adanya alif maqsuroh
contoh: ليلي و سلمي و حبلي
4.      Kalimat yang menggunakan tanda mudzakar,tapi secara makna adalah muannas
contoh: ا م   هند و
5.      Kalimat yang menunjukan jama’ ghoiru ‘aqil
contoh:  اقلا م و كتب و مد ا رس
6.      Kalimat  yang menunjukkan berpasangan
contoh:  الا ذ ن و العين

2.      MUDZAKAR
a.       Pengertian
Mudzakar adalah kata yang menunjukan makna laki-laki.
b.      Tanda-tandanya
Semua yang tidak menjadi tanda muannas

contoh:  القمر و النجم