Kamis, 02 Juli 2015

SENJAKU

luka tubuhmu ingin ku tanam dalam pelukan nyawaq 
seperti linangan benang sutra 
yang ku rajut di atas sentuhan jiwa 
ku gulung gulung benang itu 
hingga cukup gulungan sutra di dalam bejana 
ku impikan dirimu 
melukis senja 
di samping jendela kaca yang samar 
berpayungkan langit jingga
kau duduk bersila menyampingkan ikatan rambut di jurang peristiwa
tertunduk serius gambaran malam terlihat indah 
walau baru setengah lukisan senja yang kau beri warna 
kau taburkan bentik bentik kilatan cahaya di lembaran gelap
dan aku bertanya 
itukah malam?
kau hanya menangis dengan linangan air mata warna
ornamen dan fragmen keindahan tercipta 
dari setiap emosi yang tersirat dalam nyawa 
kembali dia serius menggambarkan peradaban 
di atas peliknya malam
kini benang q terkumpul 
dan q rajut benang sutra itu 
menjadi selendang senja yang akan menghiasi malam 
ku alihkan tatapan mu pada q 
matamu tertuju dengan hingar bingar kosong 
dan aku melihat pelangi malam bersenandung penuh nafsu 
menciptakan imajinasimu dalam cahaya kosong di matamu 
dan kau pun tersipu malu..........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar